GOOD VALUES IN RAMADHAN (Ramadhan Awal Pembudayaan Nilai-Nilai Islam dan Barakah Tahun-an)
- Diposting Oleh ADMIN FAUD
- Rabu, 8 Juni 2016
- Dilihat 20 Kali
Budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah (https://kbbi.web.id/budaya). Dari arti budaya inilah yang menjadi formula penulis dalam menulis fenomena yang setiap tahun terjadi di bulan Ramadhan yang mulia ini.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan bahwa nilai dan sikap keagamaan (mulai dari tata peribadatan berupa shalat berjamaah lima waktu, sholat isya’ dan dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah, tadarrus berjamaah, melaksanakan takjil (berbuka puasa) bersama, dan bahkan mudik dan balik ke kampung halaman pun berjamaah, serta bentuk nilai-nilai positif keagamaan lainnya, merupakan sebuah keniscayaan yang harus diterima (baik oleh kalangan seagama [dalam hal ini umat Islam sendiri] ataupun oleh umat yang tidak seagama). Dan (sesuai dengan arti budaya dalam KKBI di atas), maka Nilai-nilai Islam di bulan Ramadhan akan membudaya dengan sendirinya.
Fenomena (tahun-an) ini menunjukkan bahwa semua nilai-nilai keagamaan (good values of religion) itu (disadari atau tidak) merupakan bentuk kudrat iradat dan ayât Allah SWT. yang mana Dzat Yang Menguasai Alam Terbentang ini ‘ingin’ menunjukkan bahwa bulan Ramadhan banyak kebaikan, nilai-nilai positif ke-Islam-an yang seyogyanya dilakukan oleh umat Islam itu sendiri atau menjadi tambahan kebaikan bagi pemeluk agama lainnya. Dan bahkan kebaikan-kebaikan di Bulan Ramadan akan tetap senantiasa ada dan eksis sampai hari kiamat kelak.
Dari sisi perekonomian, bahwa pedagang kaki lima menjadi ramai ketika orang-orang yang berpuasa (atau bahkan yang tidak berpuasa) mencari sekedar takjil (makanan untuk berbuka).
Pada pertengahan atau bahkan sejak awal Ramadhan, supermarket, minimarket, mall-mall, pusat-pusat perbelanjaan banyak masyarakat (terutama umat Islam) mencari dan mempersiapkan asesoris lebaran baik baju baru, dan pakaian-pakaian baru diserbu untuk meramaikan hari raya Idul Fitri (dengan hal-hal yang serba baru). Geliat ekonomi ini tidak akan ada kecuali ketika bulan Ramadhan tiba sampai H-1 dari lebaran atau bahkan pasca lebaran.
Bahan bakar minyak seperti solar, pertamax, pertamax turbo, pertalite, dan BBM-BBM yang lain) akan mengalami intensitas pembelian ketika musim mudik yang hal ini hanya ada di bulan Ramadhan sampai dan bahkan pasca Hari Raya Idul Fitri.
Krus keuangan dari luar negeri ke dalam negeri (dengan banyaknya warga Indonesia di luar negeri yang bekerja) pada awal Romadhan atau bahkan 2 hari sebelum Hari raya Idzul Fitri akan mengalami peningkatan terutama sirkulasi pengiriman uang ke kerabat yang ada di Indonesia.
Dus, nilai plus dan esensi dari bulan Ramadhan adalah adanya kewajiban zakat fitrah (yang merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkannya) kepada fakir miskin dan kaum mustad’afin (duafa). Hal ini juga (ketika ditinjau dari sisi ekonomi) merupakan bentuk kepedulian dan rasa social yang tinggi (sense of high social belonging: meminjam istilah Abi Nawal) yang seyogyanya juga merupakan salah satu bentuk nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. serta barokah bulan Ramadhan. Begitulah seterusnya.
Banyak pengamat menjelaskan bahwa Ramadhan adalah bentuk symbol-simbol keagamaan rutinitas setiap tahun. Bahkan bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan maghfirah (ampunan Allah SWT.), bulan penuh rahmah (kasih sayang Allah SWT.), dan bulan yang akan mendapatkan doorprize ‘itqun minan nâr (akan terbebas dari siksa api neraka).
Doorprize ini akan diperoleh apabila umat Islam (sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW.) melaksanakan nilai-nilai bulan Ramadhan dengan yakin bahwa puasa merupakan perintah Allah SWT. dan semua kebaikan yang dilakukan hanya mengharap ridha, kasih sayang serta rahmat Allah SWT. semata.
Semoga kita semua termasuk dan bisa mengamalkan hadits Nabi Muhammad SAW. tersebut. Amin. Wallahu a’lam bis sawab.
Penulis adalah pemerhati pendidikan (pesantren) dan sosial. Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di Institut Agama Islam Negeri Madura (2019-sekarang).