Dosen FAUD Sajikan Paper di ajang AICIS 2024, Dekan: “Meningkatkan Prestasi Diri juga Meningkatkan Prestasi Institusi”
- Diposting Oleh ADMIN FAUD
- Jumat, 2 Februari 2024
- Dilihat 50 Kali
Annual International Conference on Islamic Studies 2024 yang digelar di Semarang, 1-4 Februari 2024 merupakan ajang tahunan bergengsi untuk bertukar gagasan di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam. Tema yang diusung panitia adalah “Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues.”
AICIS 2024 merefleksikan interaksi antara kajian agama (Islam) dan berbagai tantangan kemanusiaan saat ini. Tema yang dikaji mencakup hubungan antara Islam dan nasionalisme, kewargaan, hak asasi manusia. Selain itu, isu tentang ketegangan sosial politik internasional, seperti perang antara Rusia-Ukraina, konflik Israel dan Palestina, serta berbagai ketegangan dan konflik di berbagai belahan bumi lainnya juga menjadi isu yang diperbincangkan dalam ajang internasional tersebut.
Hadir sebagai panelis dalam kegiatan bergengsi itu, dua dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Madura, Masyita Mardlatillah, M.Hum dan Imam Sadili, MA. Masing-masing mengusung isu yang berbeda yang dipresentasikan dalam sesi yang berbeda. Paper mereka masuk di antara 328 paper terpilih yang dipresentasikan pada ajang tersebut. Sebagaimana dilansir dari website Kementerian agama, panitia AICIS 2024 berhasil mencatat hampir 2.000 paper yang didaftarkan untuk diseleksi sebagai peserta AICIS 2024 dari penulis yang berasal dari berbagai negara.
Dalam kesempatan itu, Masyita Mardlatillah yang juga dosen Program Studi Ilmu Hadis FAUD IAIN Madura menyampaikan paper dengan tajuk “Women in the Localized Qur’an; Gender Representation at Madurese Translations of Family Law Verses”. Paper ini menjelaskan tentang terjemah Al Quran berbahasa Madura, khususnya terhadap ayat-ayat hukum yang menyebutkan perempuan.
Sementara Imam Sadili, dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, FAUD IAIN Madura menyampaikan paper dengan tajuk “The Identity of Ba Alawi Women Islamic Communicators: Najwa Shihab and Halimah Alaydrus as Models”. Panelis menggunakan teori Identitas Komunikasi Budaya untuk mengurai Identitas Komunikator Islam dari kalangan syarifah Ba’alawi dengan dua model, yaitu: Model Halimah Alydrus dan Najwa Shihab.
Ketika ditanya apa harapannya kepada institusi dengan keterlibatannya dalam kegaitan tersebut, Masyita berharap agar kegiatan semacam ini bisa dikembangkan di kampus tercinta kita. “Model outcome based conference semacam ini agar bisa “di-ATM” (Ambil, Tiru, dan Modifikasi) di kampus kita tercinta, sehingga semarak luaran yang berupa publikasi ilmiah sama semaraknya dengan konferensinya. Bukan hanya semarak konferensinya saja, sementara luarannya tidak muncul,” harap dosen yang kerap disapa Mbak Ita dan mahasiswa penerima Beasiswa Indonesia Bangkit untuk program doktor di Jerman.
Di pihak lain, Imam Sadili berharap agar penguatan publikasi ilmiah terus dikembangkan di kampus kita. “Karena ini bagian dari latihan penulisan artikel, maka harapan kami kegiatan ini bisa semakin memperkuat publikasi ilmiah dan semakin meningkatkan kualitas akreditas program studi dan institusi,” papar kandidat doktor di UIN Syarif Hidayatullah ini.
Secara khusus, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Ah. Fawaid, mengucapkan selamat atas prestasinya dan terima kasih atas perannya dalam mempromosikan institusi di ajang internasional. “Rekognisi dan peran aktif civitas akademika semacam ini harus terus ditingkatkan. Karena meningkatkan potensi dan prestasi diri juga pada akhirnya dalam rangka meningkatkan prestasi institusi,” paparnya singkat. [dkn/afs/mm/is]